Laman

Rabu, 09 Maret 2011

Rintihan seorang pemuda yang dianugerahi banyak talenta
Tetapi dirinya tidak tahu bahwa dirinya punya

Rintihan 1
Saat bunga berpaling
Aku mendekat
Saat bunga layu,
Aku sirami
Saat bunga berkembang,
Aku syukuri, dan
Kusadari bahwa aku tertusuk duri
Perih tak terasa tergantikan kekaguman

Rintihan 2
Terima kasih Tuhan
Engkau telah menurunkan hujan
Supaya aku bisa mengingat
Betapa bahagia dirinya
Menatap rintik air yang turun
dan aroma tanah yang harum
Betapa indah saat itu

Rintihan 3
Sinar hatimu terus terangi jalanku
Senyum kecilmu iringi langkahku
Maaf aku masih hidup
dengan senyum palsu
tuk tutupi hati luka membiru
Terima kasih cinta

Rintihan 4
Manusia tak mungkin terperosok karena cinta
Apalagi keluar dari cinta
Karena kita lahir, tumbuh dan mati dalam cinta
Bukan dalam nafsu, kehormatan dan status

Rintihan 5
Waktu trus berlalu
Luka semakin membiru
tapi
Entah kenapa hati ini terus memuja

(Bukan rintihan penulis, tetapi penulis ikut merintih karena ada sesosok pemuda yang setiap hari merintih seperti itu).....

Satu hari setelah saya publikasikan rintihan hati pemuda tersebut. ada rintihan lagi...

Rintihan 6
Bangunlah bunga hatiku
Janganlah menyerah
tuk bangunkan cinta dalam hatimu
Jujur dan setialah
Cinta kan memandumu
Semoga hari ini indah untuk kita


Yach......sebelum sempat aku merintih atas rintihan pemuda malang tadi. Ternyata muncul rintihan juga dari seorang perempuan tinggi, cantik dan jelita yang telah menyia-nyiakan cinta yang pernah diberikan kepadanya.

Penyesalan 1
Jumat malam lalu aku ke sana, tapi memang tidak ada pintu untuk diriku. Seperti apa diriku sampai dirasa susah untuk dimengerti? Pribadi yang sukar dipahami? Seperti itukah aku?

Penyesalan 2
Kenapa ya dulu aku bangga sekali atas keberadaanmu dan semua hasil kerjamu? Kenapa sekarang aku tidak bisa melakukan hal yang sama? Aku trauma atau memang aku tidak sanggup lagi berbuat dan bersikap yang sama? Sebegitukah rasaku padamu sampai aku seperti ini? Kamu gak mau jawab? Kenapa?

Penyesalan 3
Apa kamu sudah menikah sampai tidak mau menjawab aku? Sedemikian kah aku ini sampai harus diperlakukan seperti ini? Aku tidak pernah membencimu. Sedikitpun tidak pernah membencimu!

Penyesalan 4
Dulu selalu ada someone that love you setiap tanggal 14 Februari. Masih ingat? Itu tidak berlaku sekarang?

Yach...kisah ini memang membingungkan....rintihan pemuda dan penyesalan perempuan..dan kebetulan terkait pada satu sosok.... yang sampai detik ini masih mencari jati dirinya....

Colleen Banton, ibu dari gadis ini, menjelaskan,"anakku di kunjungi malaikat." Ibunya menceritakan ke stasiun TV NBC dan di laporkan oleh TODAY


Chelsea, sang gadis, di lahirkan 5 minggu lebih awal dengan keterbelakangan dan selalu menghadapi masalah kesehatan selama hidupnya, khususnya sangat rapuh terhadap infeksi pnemonia yang membawanya ke pintu kematian baru-baru ini.
Cerita ini di muat oleh NBC dan Today Show, dua siaran berita international dari Amerika Serikat.


Tiara kecelakaan, dan dia ninggalin kita.”


Kata-kata Dara barusan membuat Rendy terhenyak, antara percaya dan tidak. Ia tertegun sebentar, berharap berita itu hanya isengan Dara dan Tiara yang kerap ngerjain dirinya. Tapi… haruskah Rendy berpikir demikian? Sedang air mata Dara jelas menunjukan rasa kehilangan terlampau besar. Perlahan, isakan Dara mulai terdengar. Rendy mengamati siluet wajah Dara. Segera cowok itu menundukan kepalanya dalam diam. Kedua kelopak matanya terasa berat. Ada yang mendesak ingin keluar dari mata indah itu, tapi Rendy berusaha menahannya.

“Waktu Tiara di rumah sakit, dia meminta untuk nggak ngasih tau kamu. Biar kamu lebih fokus ke festival… dan aku sama sekali nggak bisa nolak permintaan itu. Maafin aku Ren…” Jelas Dara terbata-bata.

Rendy berusaha menenangkan Dara, meskipun suasana hatinya mulai terasa kacau. Kali ini Rendy tak mampu lagi menahan butiran-butiran kristal itu. Kedua pipinya mulai basah.

Sesaat Rendy dan Dara terdiam, membiarkan memori tentang Tiara bermain di benak mereka. Tiara yang bawel, lucu, penuh perhatian dan cantik. Tiara yang selalu memberi solusi saat masalah menerpa pribadi Rendy maupun Dara, Tiara yang… akh, semakin diingat semakin tak sanggup otak mereka mengulangnya. Sosok itu sudah tak ada lagi, selamanya!

Usai dapat mengendalikan diri, Dara pamit. Tapi sebelumnya, gadis berambut panjang itu memberikan sesuatu pada Rendy. Sebuah diary berwarna biru–warna favorit Dara.

“Tiara nitip ini untuk kamu.”


***


Malam menjatuhkan jubah hitamnya.

Rendy masih mematung di jendela kamarnya, menikmati ribuan bintang yang berkedip manja di langit Bandung. Bayangan Tiara berkelebat di benaknya. Rendy tahu, gadis itu sangat mengagumi bintang, dan Tiara nggak sekalipun membiarkan malam tanpa menyaksikan parodi bintang-bintang.

“Tiap malam, kalo nggak mendung, aku pasti curhat-curhatan sama bintang-bintang,” kata Tiara suatu malam saat bertiga mereka ngobrol di taman depan rumah Dara.

“Oh ya? Curhat apa saja?” tanya Rendy penasaran.

“Mmm… secret!”

“Tapi aku tau lho…” celetuk Dara.

“Huss, jangan ngebongkar hal yang nggak perlu begitu.” Tiara melotot.

Dara tertawa kecil, Tiara pun mengimbanginya dengan tawa lebar. Lantas keduanya mengumbar gelak tawa. Rendy tersenyum mengingatnya. Ada rindu yang menyergapnya begitu saja.

Rendy menutup jendela kamar dan mengenjot langkah menuju meja belajar. Tangannya meraih diary biru yang menggeletak, dan mendekapnya hangat. Diary ini untukku, ya ini pemberian terakhirnya. Perlahan, Rendy membuka lembar demi lembar. Isinya kisah biasa, cerita tentang kisah-kisah lucu mereka, dirinya, Dara dan Tiara. Rendy menyemat senyum sebentar.

Rendy terkejut saat mendapati tulisan lain Tiara, Tiara naksir seseorang tapi dia nggak pernah ngomong ke aku? Penasaran mengiring Rendy menelusuri lembar-lembar berikutnya, tak ada petunjuk hingga meninggalkan lembar terakhir.



Bedroom, 230808

Hai Diary-ku,

Aku lagi kangen banget nich sama “dia” hehehehe… tapi Dara bilang, aku nggak boleh cengeng. Iya juga sich, “dia” kan lagi berjuang keras di Jakarta, demi masa depannya dan juga band-nya. Aku senang akhirnya band-nya tampil juga di festival itu. Apalagi mewakili Bandung. Pasti pendukungya banyak. Aku nggak mau ganggu kosentrasinya. Hmmm…. Diary, lama-lama aku ngerasa makin sayang sama dia. Tapi aku nggak bisa ngungkapin semuanya. Aku hanya berani ngomong semuanya ke bintang, soalnya aku takut kalo Rendy tau aku suka sama dia, dia akan benci dan ninggalin aku. Persahabatan buat aku lebih sejati…


No! ini nggak mungkin.

Tiara suka sama aku?

Mendadak jantung Rendy berdegup nggak karuan. Tiara bercerita detil di halaman terakhir diary-nya ini setelah dua hari Rendy berangkat ke Jakarta, tepat sehari sebelum kecelakaan itu. Tiba-tiba rasa sedih menyergap hati Rendy, membuat cowok itu memohon kepasrahannya–Tuhan aku mohon kembalikan Tiara. Permohonan konyol itu hanya tak akan pernah terwujud. Tiara tak akan pernah kembali.

Rendy menangis dalam diam, menggenggam diary dengan rasa kehilangan. Tiara sudah pergi… pergi dengan membawa sepenggal rasa yang sejujurnya bisa dirasakannya. Rendy menyesal, tak sempat mengungkapkannya sebelum gadis itu pergi. Dan kini…

Tidak ada komentar: